Sabtu, 20 Agustus 2011

Tips Mengelola Keuangan Menjelang Lebaran
Oleh: Munif Kholifah Sulistiyoningrum
Seperti biasa menjelang lebaran, biasanya kita mendapat pemasukan tambahan, yang biasa kita peroleh adalah dari THR. Kita mungkin sudah berangan-angan kira-kira barang apa saja yang akan kita beli. Padahal, seperti biasa pengeluaran kita pasti membengkak pada bulan ini. Untuk mensiasati hal ini, kita bersama pasangan harus mengkomunikasikan permasalahan keuangan di bulan puasa dan lebaran secara detail sehingga masalah-masalah keuangan yang kemungkinan terjadi setelah lebaran bisa diantisipasi. Cari waktu yang paling tepat untuk membicarakan hal ini secara panjang lebar, misalnya pada saat santai bersama pasangan kita. Hal-hal yang harus dilakukan bersama pasangan kita adalah:

*Putuskan prioritas keluarga.
Bersama pasangan kita membuat daftar kebutuhan dan keperluan keluarga kita selama bulan bulan puasa dan lebaran. Kita harus menghitung jumlah pemasukan yang akan kita terima, termasuk THR dan bonus, setelah itu kita harus menentukan prioritas kebutuhan dan keperluan keluarga kita. Perlu diingat, tetap ada kebutuhan rutin keluarga kita di bulan puasa dan hari raya ini. Belum lagi dengan adanya pengeluaran tambahan, seperti ngabuburit, acara buka puasa bersama, mudik dan hari raya. Intinya, pemasukan kita bertambah, namun pengeluaran kitapun jauh lebih besar. Jangan sampai setelah hari raya kita merasa ‘bangkrut’, karena pengluaran kita lebih besar daripada pemasukan.

*Kalkulasi biaya mudik.
Biaya mudik biasanya menyedot biaya paling besar di hari raya. Biaya mudik meliputi biaya transportasi, biaya akomodasi, biaya oleh-oleh dan biaya rekreasi. Semua biaya tersebut harus diperhitungkan secara matang dengan pasangan. Masukkan semua biaya tersebut dalam daftar pengeluaran keluarga kita. Sesuaikan biaya mudik dengan kondisi keuangan keluarga kita. Kalau memang memungkinkan, hilangkan beberapa pos pengeluaran yang kurang bermanfaat atau kurangi jumlah biaya dalam alokasi biaya.

*Hadiah hari raya.
Hal yang biasanya ditunggu oleh anak-anak atau kerabat menjelang hari raya adalah mendapatkan hadiah. Bersama pasangan kita, kita harus membicarakan tentang perlu atau tidaknya memberi hadiah kepada anak atau keponakan. Termasuk bentuk hadiah yang ingin kita berikan. Jangan kita paksakan bila hal tersebut tidak memungkinkan. Kita harus mempertimbangkan pula bagaimana pengaruh hadiah tersebut bagi perkembangan jiwa anak, apakah ia akan mengidentikkan hari raya dengan hadiah? Oleh karena itu, pada saat kita memberikan hadiah kepada anak, sebaiknya kita membicarakan hal ini dengan anak mengenai makna hari raya Idul Fitri.

*Biaya tak terduga.
Salah satu hal yang tidak boleh dikesampingkan adalah biaya tak terduga. Kita harus mengalokasikan dana untuk menghadapi pengeluaran-pengluaran yang tak terduga. Walaupun sebenarnya kita tidak pernah menginginkan, namun terkadang ada beberapa hal diluar prediksi kita yang mungkin akan terjadi. Misalnya, kendaraan rusak ketika di perjalanan mudik. Atau salah satu keluarga sakit di bulan puasa. Oleh karena itu diperlukan dana simpanan untuk mengantisipasi biaya tak terduga. Namun kita bersama pasangan akan lebih tenang apabila kita telah mengalokasikan dana simpanan untuk biaya tak terduga.

Semoga beberapa tips tadi bisa bermanfaat untuk kita semua dalam mensiasati pengelolaan keuangan kita selama bulan puasa dan lebaran. Selamat menjalankan ibadah puasa, semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Mohon maaf lahir batin.

==========================================================

Rabu, 03 Agustus 2011

Tips: Buka Puasa Yang Benar
Banyak orang takut berpuasa, karena khawatir dengan gangguan maagnya atau penyakit lainnya. Sedang tidak berpuasa saja maag sering kambuh, apalagi bila menahan makan dan minum selama lebih dari sepuluh jam.
Namun, ternyata ada juga yang punya gangguan serupa tetapi tetap menjalankan puasa, dan tidak pernah mengalami keluhan perih dan nyeri ulu hati. Bahkan adapula yg malah bertambah sehat setelah sebulan penuh puasa serta keterusan puasa. Bulan Ramadhan telah tiba. Bagaimana cara berbuka puasa yg benar? Sehingga kita bisa memanfaatkannya untuk kesahatan kita.
Namun orang jarang menyadari, berbuka atau makan sahur berperan penting untuk menjaga kesehatan. Berbuka dan makan sahur yang kurang benar justru akan menimbulkan gangguan kesehatan. Karena itu, sebenarnya menunda atau membatalkan kegiatan saat Ramadhan adalah tidak tepat.
Jika orang merasa lesu, lemah, serta kurang berkonsentrasi, sebenarnya itu tidak terkait langsung dengan ibadah puasanya melainkan oleh pola makan yang berubah. Dari tiga kali sehari menjadi dua kali, makan sahur dan buka.Puasa tidak harus menimbulkan gangguan kesehatan, bahkan dalam banyak kasus justru membuat tubuh bugar. Untuk itu memang diperlukan pengaturan buka puasa dan makan sahur yang benar, karena berbuka dan makan sahur tidaklah sekedar memasukkan makanan ke dalam tubuh. Berikut ini adalah tips berbuka puasa yang benar.
1. Jangan menunda waktu berbuka puasa.
2. Jangan minum es. Ada kebiasaan salah yang dilakukan sebagian orang, yaitu minum air es atau es yang dicampur ke dalam minuman sebelum menyantap makanan lain. Hal ini sebenarnya sangat merugikan, karena es dapat menahan rasa lapar. Akibatnya hidangan lain yang lebih bergizi bisa tidak disantap, sehingga mengurangi asupan zat gizi yang diperlukan.
3. Sebaiknya saat berbuka dimulai dengan minuman manis hangat dan makanan ringan yang mudah dicerna. Bisa teh manis, sirop, ditemani kurma, pisang goreng, atau sale pisang. Setelah kadar gula darah berangsur-angsur normal bisa dilakukan sholat maghrib.
4. Selang setengah jam barulah dilanjutkan dengan makanan lengkap. Makanlah secukupnya saja.
5. Hindari makan makanan yang mengandung banyak bumbu yang merangsang pencernaan.
6. Dua jam kemudian, setelah shalat tarawih, dapat dilanjutkan dengan hidangan yang masih tersisa.
7. Berhentilah makan sebelum kenyang.
Semoga tips tersebut bisa bermanfaat untuk kita semua. Selamat menjalankan ibadah puasa.

Senin, 01 Agustus 2011

Cara Sederhana Mengelola Keuangan Keluarga


Masalah keuangan adalah hal yang umum dialami keluarga muda, apalagi di tahun-tahun pertama menjalani kehidupan berumahtangga. Belum lagi si kecil tak lama kemudian hadir di tengah Anda dan pasangan. Benarkah masalahnya terletak dari besar-kecilnya pendapatan keluarga?
Seringkali masalahnya bukan terletak pada penghasilan yang kurang, tapi kebiasaan yang salah dalam mengelola uang. Ternyata, dalam kenyataan, seorang ayah yang berpenghasilan ratusan juta rupiah bisa mengalami shock ketika menemukan uangnya tinggal Rp. 500.000,00 sebelum akhir bulan.
Ada beberapa kunci untuk mengelola keuangan secara sederhana:
1. Pahami portfolio keuangan keluarga Anda.
Jangan sampai Anda tak tahu isi tabungan, jumlah tagihan listrik, telepon, servis mobil, belanja, biaya periksa dokter dan lainnya. Anda harus tahu berapa hutang kartu kredit, pinjaman bank atau cicilan rumah dan mobil.
2. Susun rencana keuangan atau anggaran.
Rencana keuangan yang realistis membantu Anda bersikap obyektif soal pengeluaran yang berlebihan. Tak perlu terlalu ideal, sehingga lupa kebutuhan diri sendiri. Tak ada salahnya memasukkan kebutuhan pergi ke salon atau spa. Yang penting, anggarkan jumlah yang realistis dan Anda pun harus patuh dengan anggaran tersebut.
3. Pikirkan lebih seksama pengertian antara butuh dan ingin.
Tak jarang kita membelanjakan uang untuk hal yang tak terlalu penting atau hanya didorong keinginan, bukan kebutuhan. Buatlah daftar berupa tabel yang terdiri dari kolom untuk item belanja, kebutuhan dan keinginan. Setelah mengisi kolom item belanja, isilah kolom “kebutuhan” dan “keinginan” dengan tanda cek (V). Dari sini pertimbangkan dengan lebih matang, benda atau hal yang perlu Anda beli/penuhi atau tidak.
4. Hindari hutang.
Godaan untuk hidup konsumtif semakin besar. Tapi bukan berarti dengan mudah Anda membeli berbagai benda secara kredit. Tumbuhkan kebiasaan keuangan yang sehat dimulai dari yang sederhana, seperti tak memiliki hutang konsumtif.
5. Meminimalkan belanja konsumtif.
Bertemu teman lama untuk bertukar pikiran di kafe terkadang memang perlu, tapi tak berarti Anda harus melakukannya setiap minggu. Anda bisa gunakan pengeluaran ini untuk menabung atau memenuhi kebutuhan lain.
6. Tetapkan tujuan atau cita-cita finansial.
Susun target keuangan yang ingin Anda raih secara berkala, bersama pasangan. Tetapkan tujuan spesifik, realistis, terukur dan dalam kurun waktu tertentu. Tujuan ini membantu Anda lebih fokus merancang keuangan. Misalnya, bercita-cita punya dana pendidikan prasekolah berstandar internasional dan sebagainya.
7. Menabung, menabung, menabung.
Ubah kebiasaan dan pola pikir. Segera setelah menerima gaji, sisihkan untuk tabungan dalam jumlah yang telah Anda rencanakan sesuai tujuan atau cita-cita finansial keluarga Anda. Sebaiknya, Anda memiliki rekening terpisah untuk tabungan dan kebutuhan sehari-hari.
8. Berinvestasilah!
Tentu Anda tak akan puas dengan hanya menunggu tabungan membumbung. Padahal cita-cita Anda untuk keluarga “selangit”. Inilah saat yang tepat untuk juga memikirkan investasi. Kini bentuknya macam-macam. Takut akan risiko investasi?! Tak perlu khawatir, Anda hanya perlu belajar pada ahlinya. Konsultasikan keuangan Anda dengan ahli keuangan yang handal!



0000000000000000